Notification

×

Iklan

Iklan

Kolaborasi FKIP UNPATTI dan Dikbudpora SBT, Wakil Bupati; Harus Ada Perencanaan Yang Sistematis

Jumat, 05 Maret 2021 | Maret 05, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-12T09:23:33Z
Wakil Bupati SBT, saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Program FKIP Mengajar.


POLITIKNEWS, BULA - Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Gelar sosialisasi Program FKIP Mengajar, Kampus Merdeka Dan Sarjana Pendidikan Dalam Jabatan, Kolaborasi FKIP Unpatti bersama Dikbudpora bertempat di Kantor Dikbudpora. Bula , Jumat (5/03/2021).

Dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupatai SBT, Idris Rumalutur, SE memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi. 

Dirinya menyampaikan rasa terimakasih Kepada semua pihak, terutama kepada ASN Guru yang memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk memimpin Kabupaten SBT. Sebagai Wakil Bupatai yang baru saja terpilih dan baru dilantik tanggal 26 Februari 2021, beliau selalu mengajak untuk kembali bersatu dan bersama-sama membangun SBT yang tercinta.

"Atas nama pemerintah dan pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ASN khususnya para tenaga Pendidik (GURU) atas dukungan dan kepercayaan kepada kami, sehingga pada periode Pemerintahan ini (2021-2026) kami diberikan kepercayaan untuk memimpin negeri ini, negeri yang kita sama-sama cintai". Sebut Rumalutur.

Lebih jauh dirinya menjelaskan terkait hubungan kerjasama FKIP UNPATTI dan Dinas Pendidikan yakni tiga hal penting sesuai dasar kerja sama.

"Ada tiga hal penting yang kita bicarakan pada kesempatan ini, yaitu 1. Program FKIP Mengajar, 2. Kampus merdeka dan 3. Sarjana Pendidikan Dalam Jabatan". 

Pada awal tahun 2020 kementerian pendidikan dan kebudayaan menerbitkan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Kebijakan Belajar Merdeka, Kampus Merdeka yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang Otonom dan Fleksibel sehingga perguruan tinggi dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif dengan dunia usaha dan dunia industri  serta untuk mempersiapkan  mahasiswa dalam dunia kerja.

"Sejak awal inti dari merdeka belajar- kampus merdeka, adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, Dosen dibebaskan dari biokrasi yang berbelit serta mahasiswa di berikan kebebasan untuk memilih bidang yang sesuai" jelas Rumalutur.

Selain itu Rumalutur yang juga ketua Yayasan Gita Tita Falamuri, pengelola Kampus STAIS Seram Timur ini melanjutkan Pendidikan memang salah satu aspek yang sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa “ Visi kabupaten Seram Bagian Timur Periode saat ini, yakni Terwujudnya Kabupaten Seram Bagian Timur yang Sejahtera, mandiri, dan berdaya saing Berbasis Sumber daya lokal”. 

Oleh karenanya, Ia berharap melalui kerja sama ini atas nama Pemerintah kab. SBT terus menciptakan sumber daya manusia, menciptakan lingkungan yang layak dan perencanaan yang sistematis bagi pendidikan dalam hal mengoptimalkan peran dan kerja tenaga pendidik pada satuan pendidikan, selain itu peningkatan kapasitas tenaga pendidik menjadi salah satu program yang terus dilakukan, karena hal ini dapat mendorong peningkatan segmen sumberdaya manusia (SDM). bagi Dirinya ini dipandang sebagai bagian integral dari upaya penguatan tenaga pendidik di  Ita wotu Nusa.

Lewat Undang- undang no 14 tahun 2005 tentang Guru ada Dosen. Guru dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni melalui pendidikan, maka pemerintah daerah Seram Bagian Timur melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan universitas Pattimura Ambon telah melaksanakan kegiatan perkuliahan yang di kenal dengan program mahasiswa jalur mandiri bagi guru- guru pendidikan Dasar yang belum selesai menamatkan pendidikan S-1 atau Serjana. Program ini suda berlangsung selama 3 kali, sebelm di kenal dengan program PPKHB (program pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar) dan yang terakhir pada periode pemerintah kemarin, dikenal dengan nama Pendidikan lanjutan bagi guru yang belum menyelesaikan keserjanaannya. 

"Dan kami sangat mengapresiasi dengan harapan, kerjasama yang telah terjalin ini dapat ditingkatkan pada masa yang akan datang sehingga lambat laun guru - guru di daerah ini dapat menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya" imbuhnya. 

Dalam dunia mendidik bukan hanya mengajarkan anak untuk menulis tetapi harus diajarkan anak untuk berbicara ini sama halnya seperti seorang anak yang masih kecil orang tuanya mengajarkan anak itu untuk berbicara ini bagian dari hal-hal kecil yg harus di perhatikan. Lewat diajarkan anak didiknya berbicara kita bisa mengetahui potensi anak atau siswa itu sendiri, dan menurut pribadi beliau. Seseorang yang mengajar harus iya mengajar dengan hati, karena kalau seseorang mengajar dengan menggunakan hati iya merasa tidak terpaksa. 

Sebagai pengelolah Kampus STAIS Seram Timur  kurang lebih 20  tahun, Rumalutur sudah mempraktekkan ini, bersungguh-sungguh mengajar mengunakan hati sehinga siswa tidak merasakan adanya keterpaksaan.

"Ada kerancuan dalam metode pendidikan kita saat ini, yakni dengan diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum K-13 terutama di SBT dan Seluruh Indonesia"  dirinya mencontohkan pendidikan yang ada di new Zealand  biasa guru-guru itu tidak diinstruksikan dari atas mengikuti apa yang harus di lakukan, tetapi mereka melakukan sesuai kemapuan yang ada pada dirinya seorang guru di tuangkan dalam sistem pembelajaran, sehinga apa yang diajarkan itu betul seorang guru miliki. 

"Jagan seperti sistem sekarng ini guru biasa mengajar mengejar ketuntasan berapa persen dia mengajar tetapi nilai dari ketuntasan itu dia abaikan. Tetapi sistem yang diatue oleh pemerintah kita harus laksanakan.  tetapi kalau ada potensi dan kelebihan - kelebihan yang dimiliki seorang guru itu harus diterapkan agar itu mejadi motivasai bagi yang lain". Tutupnya ( MRR )

×
Berita Terbaru Update